Monday, September 7, 2015

Dollar Tembus 14 ribu

Kurs Dollar saat ini tembus Rp. 14.121/dollar.Dampak yang paling sangat terasa tentu bidang usaha yang menggunakan nilai tukar Dollar.
Dollar adalah salah satu uang kuat di dunia. dan merupakan suatu perbandingan ekonomi dunia terhadap kurs mata uang seluruh dunia.

Dimana dengan adanya penguatan dollar terhadap nilai tukar mata uang di negara manapun, membuat perekonomian negara-negara yang mempunyai utang terhadap bank dunia, menjadi lemah perekonomian negara tersebut.
Hal ini perlu kita siasati dengan mencoba melihat peluang bisnis export yang menggunakan dollar seperti furniture.

Seperti yang saya contohkan dibawah ini salah satu pebisnis furniture di daerah Jepara Jawa Tengah. PT Kalingga telah lama memproduksi furniture seperti mebel kursi, dan lain sebagainya.saat ini PT Kalingga mampu menjual hasil produksinya hingga 2 kali lipat keuntungan penjualan nya.PT Kalingga mampu meng eksport hingga ke Amerika latin,Peru,Chile,yang nota bene membeli barang barang eksport setengah jadi ke negara-negara tersebut diatas.Tapi untuk eksport ke negara-negara Eropa,saat ini ada penurunan daya beli masyarakat Eropa yang menurun akibat dampak kenaikan Kurs Dollar terhadap negara-negara tersebut.Contoh negara Yunani,saat ini yang berdampak anjlok nya perekonomian di negara tersebut.Karena terlalu besar dana asing di dalam ekonomi negara tersebut.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui,struktur ekonomi Indonesia saat ini masih rentan terhadap gejolak perekonomian dunia.Penyebabnya adalah karena terlalu banyak dana asing dalam perekonomian nasional.
Dia menjelaskan,besarnya dana asing dalam perekonomian nasional bisa terlihat dari besarnya kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN),yaitu Surat Utang Negara (SUN) sebesar 38%.
Dengan struktur ekonomi yang terbangun selama ini,menyebabkan Indonesia belum bisa mandiri menggunakan uangnya sendiri. Untuk melakukan pembangunan Indonesia masih harus mengandalkan sumber-sumber dana asing.
Apa lagi,sambung dia,banyak orang kaya Indonesia yang gemar menyimpan uangnya di perbankan luar negeri.
Sehingga untuk membiayai  pembanguna di negara sendiri,perbankan nasional masih kesulitan dan terpaksa menggunakan pinjaman asing.
"Karena kita tabungannya (dana dalam negeri) kecil. Kita perlu uang asing. Tidak bisa di hindari," kata dia.
Pemerintah pun tidak tinggal diam,langkah konkrit yang telah di lakukan pemerintah seperti mendorong belanja modal.Pemerintah pun mengundang investor untuk mengerjakan proyek besar,namun investasinya tidak masuk ke dalam Penanaman Modal Asing (PMA). Alasannya,dengan PMA maka dana asing di Indonesia akan semakin besar besar.
"Makanya ayok dong orang kaya indonesia,ikaut tanam modal di negara sendiri.Jangan di bawa ke luar negeri," imbaunya.
Apa yang di katakan Pak Menteri tentu wajar saja,tapi apakah bisa menarik minat dari investor lokal untuk menanamkan modal di negeri sendiri ?
Permasalahannya pemerintah sebenar nya tahu itu,tapi seperti tidak mau tau , Yaitu masalah Perijinan yang berbelit-belit, Birokrasi yang muter-muter, Harus menunggu berhari-hari dengan alasan " waiting list," dan lain sebagainya. Terbersit di dalam pikiran kita gimana rasanya kalau baru pertama mau melakukan usaha sudah terganjal dengan masalah perijinan..
Semoga pembaca yang budiman bisa memberikan solusi jawaban yang di rasakan oleh para penanam modal lokal di Indonesia,demi kesejahteraan kita berbangsa dan bernegara.



No comments: